PERINGATAN : Artikel di bawah ini kontennya tidak menjijikan, tapi tolong dihindari membaca sambil makan
Seluruh isi Article ini saya kutip dari http://www.kompasiana.com/claudeckenni dengan sedikit tambahan.
Sup Janin Bayi Terkenal di China
Mungkin artikel itu sudah tidak asing lagi di mata dan telinga teman2.
Tapi apakah hal itu benar? Apakah orang di China sebiadab itu hingga tega memakan sesamanya sendiri?
“Ritual Makan Bayi di China
Salah seorang pengusaha di china dan
juga pemilik pabrik di negara tersebut mengaku punya ritual yang telah
turun temurun untuk menjaga vitalitasnya dan awet mudanya, yaitu dengan
mengkonsumsi “Healthy Soup”, sebagai pengkonsumsi tetap ‘“Healthy Soup”. Sebagai hasilnya, pria berusia 65 tahun menjelaskan khasiat “Healthy Soup” ini
mempertahankan kemampuannya untuk dapat berhubungan seks beberapa kali
dalam semalam. Penulis diajak oleh pengusaha tersebut di atas ke salah
satu restoran yang menyediakan “Healthy Soup” dan diperkenalkan kepada juru masak restoran tersebut. Kata sandi untuk “Healthy Soup”
adalah BAIKUT. Juru masak restoran menyatakan jenis makanan tersebut
tidak mudah di dapat karena mereka tidak tersedia ‘ready stock’.
Ditambahkan pula bahwa makanan tersebut harus disajikan secara fresh,
bukan frozen. Tetapi kalau berminat, mereka menyediakan ari-ari bayi
(plasenta) yang dipercaya dapat meningkatkan gairah seksual dan juga
obat awet muda.
Juru masak restoran tersebut mengatakan jika memang menginginkan “Healthy Soup”,
dia menganjurkan “untuk datang ke sebuah desa di luar kota dimana ada
sepasang suami istri yang istrinya sedang mengandung 8 bulan.
Diceritakan pula bahwa si istri sebelumnya sudah pernah mengandung 2
kali, tetapi kedua anaknya lahir dengan jenis kelamin perempuan. Jika
kali ini lahir perempuan lagi, maka “Healthy Soup” dapat disantap dengan waktu dekat. Cara pembuatan “Healthy Soup”,
seperti yang diceritakan oleh jurnalis yang meliput kisah ini adalah
sebagai berikut : Janin yang berumur beberapa bulan, ditambah Pachan,
Tongseng, Tongkui, Keichi, Jahe, daging ayam dan Baikut, di tim selama 8
jam, setelah itu dimasak selayaknya memasak sup biasa.
Beberapa hari kemudian seorang sumber menghubungi penulis untuk meberitahukan bahwa ada restoran yang sudah mempunyai stok untuk“Healthy Soup”
. Bersama sang pengusaha, penulis dan fotografer pergi ke restoran
tersebut untuk bertemu dengan juru masak restoran tersebut yang tanpa
membuang waktu langsung mengajak rombongan untuk tour ke dapur. Di atas
papan potong tampak janin tak bernyawa itu tidak lebih besar dari
seekor kucing. Sang juru masak menjelaskan bahwa janin tersebut baru
berusia 5 bulan, tidak dijelaskan berapa harga belinya, yang pasti itu
tergantung besar-kecil, hidup-mati janin tersebut dan sebagainya. Kali
ini, harga per porsi “Healthy Soup” 475 USD atau
setara dengan Rp 4.750.000 karena stok sedang sulit untuk didapat.
Sambil mempersiapkan pesanan kami, dengan terbuka juru masak tersebut
menerangkan bahwa janin yang keguguran atau di gugurkan, biasanya mati,
dapat dibeli hanya dengan beberapa puluh USD saja, sedang kalau dekat
tanggal kelahiran dan masih hidup, bisa semahal 300 USD. Urusan bayi
itu diserahkan ke restoran dalam keadaan hidup atau mati, tidak ada yg
mengetahui.
Bisa
Anda bayangkan, harga bayi yg masih hidup hanya seharga Rp.3 juta, itu
pun Anda membelinya bukan untuk diadopsi atau dijadikan anak angkat,
tetapi untuk dimakan”
Kontroversial banget ya beritanya. Plus gambarnya itu, gua sampe jijik
ngeliatnya. Tapi hati nurani gua berkata…kayaknya ga mungkin deh
manusia tega memakan sesamanya sendiri, apalagi seseorang yg pernah
menjadi seorang ayah atau ibu, mana mungkin sih tega makan bayi atau
janin? Karena itu gua memutuskan untuk mencari fakta kebenarnya di internet. Dan ternyata, teman. artikel di atas itu adalah TIDAK BENAR adanya.
KENYATAANNYA :
Foto2 di atas adalah foto2 sebuah Conceptual Art
hasil karya Zhou Yu, seorang pematung terkenal asal Shanghai, yg
dipamerkan di Shanghai Art Festival pada tahun 2000 silam. Melalui
karyanya tersebut, Zhou Yu hendak
mengkritik keadaan sosial masyarakat dunia pada saat ini di mana
manusia tega “memakan” sesamanya sendiri demi mendapatkan keuntungan. Memang
benar, jaman sekarang, manusia tega menghalalkan segala cara untuk
meraih kepuasan pribadi, bahkan tidak jarang juga mereka tega merenggut
hak milik sesamanya. Korupsi yg marak terjadi di negara kita adalah
contoh nyatanya.
Bayi di foto terbuat dari aneka ragam “bahan makanan” yg dibuat seolah2 menyerupai janin manusia sungguhan, yg kemudian dimasak, disajikan, dan dimakan oleh seorang model foto yg Zhou Yu sewa. Jadi selain makanannya cuma janin bohongan, adegan makannya juga bohongan, cuma semacam akting seperti di film2 saja.
Buat yg ga percaya sama tulisan gua ini, temen2 bisa buktikan lewat dua buah link di bawah ini :
Kalo masih ga percaya, pikir aja dengan akal sehat. Emangnya polisi di
China bakal diam saja, apalagi setelah fotonya tersebar luas di
Internet? Hukum di China sangat ketat, ga mungkin orang itu berani
makan terang2an, apalagi sambil difoto segala. Bisa2 dia ditangkep dan
dihukum mati. Ya terserah sih, percaya atau ngga, itu kembali lagi
kepada diri kalian masing2. Gua cuma mencoba untuk mengungkap fakta
saja supaya pembaca blog ini tidak “dibodohi” oleh artikel semacam di
atas, di mana gua yakin, yg nulisnya cuma asal nyomot dari forum luar
negeri tanpa diselidiki dulu kebenarannya.
Apakah kalian pikir pemerintah China akan diam saja melihat anak2 negerinya dijadikan makanan? |
Ya, dengan pesatnya kemajuan teknologi masa kini, seolah2 kita dapat
mengetahui apa saja lewat Internet. Berita dan informasi tersebar di
mana2, tanpa disortir dan tanpa sensor. Ya, itu dia masalahnya.
Seseorang dapat dengan mudah menulis di Internet (atau mungkin malah
copy paste artikel punya orang laen), cukup tulis di blog, forum, atau
bulletin board, dan BAM! Berita itu tersebar di Internet dan dapat
diakses siapa aja.
Nah sekarang masalahnya, dari mana kita tahu, sebuah berita benar atau
tidak? Sulit memang, dan sebagian besar orang memilih untuk menelan
bulat2 apa aja yg mereka lihat di Internet, tanpa berpikir atau dicari
kebenarannya dulu. Ya, itulah efek negatif Internet. Kemudahan
teknologi membuat orang jadi MALAS…malas berpikir, malas berusaha, malas untuk berkembang, malas untuk jadi berbuat benar.
Dan yg lebih parahnya, fenomena “malas” ini justru lebih banyak
menyerang anak muda yg notabene, menurut usianya, seharusnya punya
lebih banyak waktu dan energi ketimbang orang yg lebih tua. Anak muda
memang cenderung lebih impulsif, tapi sayangnya rasa malas yg sudah
mendarah daging itu seringkali membuat mereka jadi gampang terbawa
arus…gampang dihasut…gampang dimanfaatkan…alias BODOH.
Sebagai seorang anak muda yg juga pernah merasakan hidup di era sebelum
adanya Internet, gua pengen menghimbau temen2 pembaca semua, khususnya
yg masih anak muda, untuk jadi lebih SMART. Jangan
melulu cuma ikut arus, tapi cobalah untuk berpikir kritis. Bangsa kita
ini tidak akan pernah merdeka andaikata pemuda2 generasi 45 dulu mau2
saja dijadikan boneka oleh penjajah. Rasa malas, cuek, tidak mau tau,
itulah yg sering menyebabkan kemerosotan moral di masa kini. Ayo bangun
rasa ingin tahu yg positif, ayo tanamkan inisiatif untuk berbuat jujur
dan mau bekerja keras. Kita ini generasi penerus bangsa lho? Mau
dibawa ke mana bangsa ini kalo kita bodoh dan malas?
Manusia mana yg tega makan anak2 mereka sendiri? |
Orang China juga manusia, teman2. Walaupun tinggal di tempat tinggal yg
berbeda, tapi mereka juga punya otak dan hati, punya logika dan
nurani. Gua hidup di tengah2 mereka dan setiap hari berinteraksi dengan
mereka dan mereka semua adalah orang yg ramah, jujur, dan pekerja
keras. Mereka akan sedih kalo mereka tahu banyak orang di dunia
membenci mereka akibat sebuah berita FITNAH yg tidak bertanggung jawab.
Udah banyak orang yg diperlakukan tidak adil di dunia ini akibat fitnah
dan berita bohong yg disebarkan oleh pihak2 yg tidak bertanggung
jawab. Michael Jackson yg difitnah operasi kulit dan memperkosa anak kecil misalnya, atau Amanda Todd, seorang remaja umur 15 tahun yg bunuh diri akibat dibully lewat Internet.
Mau sampai kapan kita terus saling membenci dan menyakiti? Hentikan
menyebarkan fitnah dan kebencian.
Sumber: Kompasiana
No comments:
Post a Comment